Senin, 08 Agustus 2011

Evaluasi Materi 1 Kelas 2 SMA

Pertanyaan :
  1. Apakah berbedaan internet dengan intranet?
  2. Jelaskan sejarah internet secara singkat!
  3. Apakah kepanjangan dari ARPANET dan apa fungsinya?
  4. Apakah itu CERN?
  5.  Bagaimana asal mula perkembangan internet di Indonesia?
Jawaban :

  1. Internet adalah merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia yang saling berinteraksi dan bertukar informasi. Intranet adalah adalah jaringan yang relatif lebih kecil yang biasanya dibangun dan dimiliki oleh sebuah organisasi untuk menghubungkan komputer-komputer yang ada di dalam organisasi tersebut.
  1. Internet dibentuk tahun 1969 di Amerika dengan nama ARPANET yaitu sebagai media pertahanan keamanan (militer) kemudian tahun 1979 diciptakan newsgroup pertama yg diberi nama USENET, tahun 1980 ARPANET diganti nama DARPA Internet kemudian diganti dengan NSFNet pada tahun 1986 dan dari tahun ketahun semakin banyak computer yang bergabung dalam internet ini.
  2. ARPANET kepanjangan dari Advanced Research Projects Agency yang fungsinya sebagai salah satu media komunikasi untuk pertahanan keamanan di Amerika.
  3. CERN  (Laboratorium  Fisika Partikel  di  Swiss) tempat program www ditemukan 
  4. Bermula dari kegiatan ARC (Amarir Radio Club) oleh mahapeserta didik ITB pada tahun 1986.

Materi 1 Kelas 2 SMA

Pengenalan Internet dan Sejarah Internet dibawah ini semoga bisa menjadikan tambahan informasi yang mencari materi ini :







SEMOGA BERMANFAAT... ^_^

Sabtu, 06 Agustus 2011

Potensi Otak Peserta Didik

Ketika aku baca salah satu artikel mengenai pengembangan otak peserta didik, seketika aku tertarik dengan bahasan mengenai teori pembelajaran yang berorientasi otak peserta didik atau lebih sering dikenal Brain Based Learning, berikut salah satu artikel yang menjelaskan konsep pembelajaran tersebut :
Oleh : Asep Syafa’at, Trainer Makmal Pendidikan



Padang Ekspress (10/7) – ”Duduk diam di tempat terbatas adalah salah satu hukuman yang paling berat yang dapat dijatuhkan kepada manusia. Namun inilah yang sering kita lakukan kepada siswa kita di kelas” (Edward T. Hall)
Keistimewaaan terhebat manusia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuan berpikirnya sebagai manusia berbudaya.
Namun alangkah malangnya ketika potensi otak kita sebagai modalitas utama untuk berpikir tidak diberdayakan secara optimal. Bahkan sekolah yang idealnya diharapkan berperan sebagai komunitas untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa pun kadang kurang memperhatikan fakta pentingnya penggunaan otak dalam proses pembelajaran.
Pada tahun 1970, Paul McClean mulai memperkenalkan konsep Triune Theory yang mengacu pada proses evolusi tiga bagian otak manusia. Dalam hipotesisnya, McClean menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari tiga bagian penting— otak besar (neokorteks), otak tengah (sistem limbik), dan otak kecil (otak reptil)—dengan fungsi masing-masing yang khas dan unik.Otak besar (neokorteks) memiliki fungsi utama untuk berbahasa, berpikir, belajar, memecahkan masalah, merencanakan, dan mencipta. Kemudian, otak tengah (sistem limbik) berfungsi untuk interaksi sosial, emosional, dan ingatan jangka panjang. Otak kecil (otak reptil) sendiri menjalani fungsi untuk bereaksi, naluriah, mengulang, mempertahankan diri, dan ritualis.
Triune Theory merupakan sebuah temuan penting yang harus direspons secara positif oleh dunia pendidikan, terutama dalam kaitannya untuk mengembangkan sebuah strategi pembelajaran yang berbasis otak dan memberdayakan seluruh potensi diri siswa.Kecenderungan umum yang hadir di ruang kelas sekolah kita adalah terjadinya pembelajaran tradisional yang relatif hanya memfungsikan otak kecil semata, di mana proses pembelajaran yang terjadi bersifat teacher centered dengan menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman jika melakukan kesalahan, dan kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil kerjanya.
Situasi pembelajaran seperti ini jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang buruk bagi siswa, di mana kondisi ini akan memunculkan sikap kegagalan dan mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa yang mereka kerjakan bukan merupakan apa yang mereka inginkan. Jika terjadi sesuatu di luar keinginan siswa, maka dia akan berusaha untuk berbohong atau menutupi apa yang mereka rasakan dan alami dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi ini jelas merupakan sebuah hal yang kontraproduktif terhadap terciptanya kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Brain based learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi brain based learning. Pertama, menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa.Dalam setiap kegiatan pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan (knowledge) sampai tahap evaluasi menurut tahapan berpikir berdasarkan Taxonomy Bloom. Soal-soal pelajaran dikemas seatraktif dan semenarik mungkin—misal, melalui teka-teki, simulasi games, dsb—agar siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa.
Kedua, menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak nyaman dan tidak senang terlibat di dalamnya. Lakukan pembelajaran di luar kelas pada saat-saat tertentu, iringi kegiatan pembelajaran dengan musik yang didesain secara tepat sesuai kebutuhan di kelas, lakukan kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan menarik, dan upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa tidak nyaman pada diri siswa. Howard Gardner—dalam Buku Quantum Learning karya De Porter, Bobbi, & Mike Hernacki—menyatakan bahwa seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya.
Ketiga, menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa (active learning). Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal, misal mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa bergerak untuk menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran, mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas produktif anggota badan lainnya. Merujuk pada konsep konstruktivisme pendidikan, keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh seberapa mampu mereka membangun pengetahuan dan pemahaman tentang suatu materi pelajaran berdasarkan pengalaman belajar yang mereka alami sendiri.
Pembelajaran merupakan proses sederhana yang harus mereka lakukan dan alami sendiri untuk membangun pengetahuan dan kebermaknaan belajar yang kelak akan mereka dapatkan.Apakah mungkin brain based learning dapat dipraktikkan dan dikembangkan di ruang kelas sekolah kita? Kemauan dan kemampuan guru untuk mereformasi pengembangan-pengembangan baru dunia pendidikan di tataran praktis adalah kunci sukses meningkatnya kualitas pembelajaran melalui brain based learning. Tanpa itu semua, mimpi kali yee…

Wisata Indah Nan Alami di Tulungagung

Bicara tentang objek pariwisata bukan hanya dikota-kota besar saja yang memiliki keindahan panorama yang santer dijadikan tempat melepas penat. Salah satu kota kecil yang g kalah menawarkan keindahan dan kesejukan wisatanya yaitu dikota Tulungagung bersinar ini menawarkan berbagai objek wisata alam yang bisa dijadikan pilihan anda, diantaranya adalah :
1. Waduk Wonorejo

Waduk Wonorejo yang terletak di lereng Gunung Wilis ini masih merupakan wewengkon kabupaten Tulungagung. Terletak di sisi barat kota, waduk ini dapat diakses dari jantung kota dalam waktu sekitar 30 menit saja.
Waduk terbesar di Asia Tenggara ini dengan debit 15.000 m3 per detik, berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, pengairan, perikanan, olah raga air dan tempat rekreasi, yang dilengkapi dengan Gazebo, Home stay, Taman, area pemancingan, speed boad penginapan dan tempat pementasan seni tradisional.
2. Pantai Popoh
Pantai Popoh, adalah obyek wisata pantai yang terletak di pesisir Samudra Hindia Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia. Pantai ini merupakan salah satu obyek wisata andalan Tulungagung.Popoh berada sekitar 30 km sebelah selatan kota Tulungagung. Kawasan Popoh berada di ujung timur Pegunungan Kidul.
Pantai popoh merupakan pantai yang telah dikembangkan dengan baik oleh P.R. Retjo Pentung. Akses menuju pantai popoh dapat ditempuh dengan aman dan nyaman melalui jalan aspal.
Pantai ini berbentuk teluk sehingga suasana tercipta suasana khas didalamnya. Air yang cukup tenang, angin laut yang tidak begitu kuat, dan keindahan gunung disekitar teluk telah menjadi daya tarik utama pantai ini.

Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi selain Pantai Popoh, di antaranya Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, dan Pantai Dlodo.

3. AirTerjun Lawean

Lokasi terletak lereng Gunung Wilis, Kec. Sendang. Mskipun perlu pengorbanan untuk datang ke air terjun ini seperti yang saya rasakan.. harus jalan kaki sekitar 3 km, tapi keindahan alami air terjun ini sudah menghilangkan rasa letih saya.





Selain objek wisata pantai, Tulungagung juga memiliki objek wisata alam lain, di antaranya Air Terjun Lawean di Kecamatan Sendang, Coban Alam di Kecamatan Campurdarat, Gua Selomangleng di Kecamatan Boyolangu, serta Gua Pasir di Kecamatan Sumbergempol. Di utara Tulungagung, objek wisata alam yang terkenal adalah Pesanggarahan Argo Wilis, serta Perkebunan Teh Penampean,